Laporan praktikum metode kuantitatif untuk bisnis tentang penyelesaian masalah penugasan
Friday, 28 September 2018
Add Comment
PERTEMUAN KE-7
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN
Model penugasan merupakan kasus dari model transportasi, dimana sejumlah sumber ditugaskan kepada sejumlah tujuan. Dalam teori penugasan satu sumber hanya akan melaksanakan satu tujuan. Hai ini dilakukan untuk mencapai ongkos total minimum.
Dalam teori penugasan yang disebut sumber adalah pekerja sedangkan tujuan adalah peralatan atau pekerjaan yang ada. Dalam dunia bisnis, manajemen sering menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan penugasan optimal dari bermacam-macam sumber produktif. Hal ini mengakibatkan penerapan teori penugasan dalam praktik bisnis menjadi hal yang penting.
B. PEMBAHASAN
PRAKTEK:
Tabel diatas merupakan tabel biaya yang terjadi apabila suatu pekerjaan dilakukan oleh seorang karyawan. A, B, C, dan D merupakan karyawan. I, II, III, dan IV merupakan pekerjaan. Tabel diatas menyatakan bahwa:
- Karyawan A membutuhkan biaya 15 untuk pekerjaan I, biaya 20 untuk pekerjaan II, biaya 18 untuk pekerjaan III, dan biaya 22 untuk pekerjaan IV.
- Karyawan B membutuhkan biaya 14 untuk pekerjaan I, biaya 16 untuk pekerjaan II, biaya 21 untuk pekerjaan III, dan biaya 17 untuk pekerjaan IV.
- Karyawan C membutuhkan biaya 25 untuk pekerjaan I, biaya 20 untuk pekerjaan II, biaya 23 untuk pekerjaan III, dan biaya 20 untuk pekerjaan IV.
- Karyawan D membutuhkan biaya 17 untuk pekerjaan I, biaya 18 untuk pekerjaan II, biaya 18 untuk pekerjaan III, dan biaya 16 untuk pekerjaan IV.
LATIHAN:
Tabel diatas merupakan tabel perbandingan kemampuan antara mesin dengan kondisi lapangan. A, B, C, dan D merupakan mesin. I, II, III, dan IV merupakan kondisi lapangan. Tabel diatas menyatakan bahwa:
- Mesin A kemampuan 45 untuk kondisi lapangan I, kemampuan 56 untuk kondisi lapangan II, kemampuan 90 untuk kondisi lapangan III, dan kemampuan 78 untuk kondisi lapangan IV.
- Mesin B kemampuan 57 untuk kondisi lapangan I, kemampuan 54 untuk kondisi lapangan II, kemampuan 32 untuk kondisi lapangan III, dan kemampuan 21 untuk kondisi lapangan IV.
- Mesin C kemampuan 34 untuk kondisi lapangan I, kemampuan 102 untuk kondisi lapangan II, kemampuan 23 untuk kondisi lapangan III, dan kemampuan 54 untuk kondisi lapangan IV.
- Mesin D kemampuan 78 untuk kondisi lapangan I, kemampuan 34 untuk kondisi lapangan II, kemampuan 34 untuk kondisi lapangan III, dan kemampuan 87 untuk kondisi lapangan IV.
Tabel diatas merupakan tabel hasil dari kasus perbandingan kemampuan mesin untuk kondisi lapangan menggunakan metode Hungarian yang diselesaikan dengan 1 iterasi. Didapatkan solusi optimal untuk alokasi mesin sehingga pelaksanaan pekerjaan bisa optimal yaitu 123 dengan mesin A untuk kondisi lapangan I, mesin B untuk kondisi lapangan IV, mesin C untuk kondisi lapangan III, dan mesin D untuk kondisi lapangan II.
Tabel diatas merupakan tabel kasus PT Gandewa mengenai ongkos penyelesaian pekerjaan untuk masing-masing karyawan. A, B, C, dan D merupakan karyawan. I, II, III, dan IV merupakan pekerjaan. Tabel diatas menyatakan bahwa:
- Karyawan A butuh ongkos 15 untuk pekerjaan I, ongkos 20 untuk pekerjaan II, ongkos 18 untuk pekerjaan III, ongkos 22 untuk pekerjaan IV, dan ongkos 21 untuk pekerjaan V.
- Karyawan B butuh ongkos 15 untuk pekerjaan I, ongkos 20 untuk pekerjaan II, ongkos 18 untuk pekerjaan III, ongkos 22 untuk pekerjaan IV, dan ongkos 21 untuk pekerjaan V.
- Karyawan C butuh ongkos 15 untuk pekerjaan I, ongkos 20 untuk pekerjaan II, ongkos 18 untuk pekerjaan III, ongkos 22 untuk pekerjaan IV, dan ongkos 21 untuk pekerjaan V.
- Karyawan D butuh ongkos 15 untuk pekerjaan I, ongkos 20 untuk pekerjaan II, ongkos 18 untuk pekerjaan III, ongkos 22 untuk pekerjaan IV, dan ongkos 21 untuk pekerjaan V.
Tabel diatas merupakan tabel hasil dari kasus PT Gandewa mengenai ongkos penyelesaian pekerjaan untuk masing-masing karyawan menggunakan metode Hungarian yang diselesaikan dengan 3 iterasi. Didapatkan solusi optimal untuk alokasi pemakaian karyawan untuk pelaksanaan pekerjaan yaitu 64 dengan karyawan A mengerjakan pekerjaan I, karyawan B mengerjakan pekerjaan II, karyawan C mengerjakan pekerjaan V, dan karyawan D mengerjakan pekerjaan IV. Terdapat kekurangan karyawan untuk mengerjakan pekerjaan III.
C. TUGAS
1. Apakah model penugasan adalah model program linear? Jelaskan!
Jawaban: Model penugasan merupakan model program linear. Hal ini karena model penugasan merupakan kasus khusus dari model transportasi dimana sejumlah sumber ditugaskan ke sejumlah tujuan. Model transportasi sendiri merupakan model program linear sehingga model penugasan juga masuk sebagai model program linear. Dalam teori penugasan satu sumber hanya akan melaksanakan satu tujuan. Hai ini dilakukan untuk mencapai ongkos total minimum.
2. Apakah setiap masalah penugasan pasti punya solusi?
Jawaban: Masalah penugasan pasti punya solusi. Jika terjadi perbedaan jumlah antara sumber dan tujuan maka total biaya minimal yang akan dijadikan untuk solusi optimal dalam masalah penugasan tersebut.
D. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas didapatkan kesimpulan bahwa Model penugasan merupakan kasus dari model transportasi, dimana sejumlah sumber ditugaskan kepada sejumlah tujuan. Dalam teori penugasan satu sumber hanya akan melaksanakan satu tujuan. Hai ini dilakukan untuk mencapai ongkos total minimum. Dalam teori penugasan, yang disebut sumber adalah pekerja sedangkan tujuan adalah peralatan atau pekerjaan yang ada.
0 Response to "Laporan praktikum metode kuantitatif untuk bisnis tentang penyelesaian masalah penugasan"
Post a Comment